Tentang Arti, Makna Dan Pesan Dari Logo The Roots Of Madinah


Akhirnya, setelah begitu banyak permintaan dan penjelasan tentang logo The Roots Of Madinah, managemen akhirnya meng-acc untuk menjelaskan ini ke public secara umum ke seluruh jaringan komunitas Brotherhood of The Roots Of Madinah.

Butuh pertimbangan dan panjang utuk menggagas logo The Roots Of Madinah, Sudah sempat dua kali kami ganti logo. Dan logo rekonstruksi alias buat ulang yang ketiga kali-lah yang membuat kami memfix-sasi image identitas dari The Roots Of Madinah.

Ide sederhana ketika itu keluar dari permintaan kang Thufail. Beliau mengatakan sudah bosan, muak, gelid dan jijik ngeliat gaya – gaya band rock hingga metal yang sok serem dengan atribut maksain ketika kebanyakan selalu saja menghadirkan gambar gambar tengkorak di setiap logo, cover cd, baju dan merchandise.

Arif Attack sebagai frontman desain grafis The Roots Of Madinah benar benar merasa tertantang dengan permintaan kang Thufail Al Ghifari ex vokalis The Roots Of Madinah. Beliau minta ketika itu adalah sebuah logo yang cadas, keras, gelap tanpa ada embel embel tengkorak hingga pentagram. Di tambah juga penuh dengan kekuatan filosofis yang berpesan kuat kepada para pendengar The Roots Of Madinah.

Dua logo awal The Roots Of Madinah murni di garap oleh Thufail dalam waktu 3 bulan, sedangkan Arif Attack butuh waktu hingga satu tahun untuk mengobrak abrik software desain grafisnya. Setelah Arif menyelesaikan tugasnya tidak ada debat dan kontra pendapat, logo dari Arif Attack itu langsung di iyakan oleh seluruh personel The Roots Of Madinah termasuk kang Thufail.

Catatan – catatan Thufail untuk pegangan desain Arif Attack dijalankan dengan sangat tuntas dan sempurna oleh Arif Attack. Dan inilah logo The Roots Of Madinah itu :

Secara sederhana logo ini memang menggambarkan inisial M singkatan dari kata Madinah, sedangkan warna coklat dan ukiran retaknya menyiratkan akar (roots). itulah secara sederhana gambaran arti dari logo ini. Namun apakah sampai disitu selesai?

Tidak kawan. Logo ini penuh misteri dan pesan - pesan juga makna tersembunyi. Apa saja pesan itu? oke..kami akan beberkan pada kalian secara terbuka.

Logo The Roots Of Madinah dan Pentagram

Ups..makna pertama adalah gambar yang dikembangkan dari bentuk simetris Pentagram (simbol setan). Tidak ada yang menyangka jika logo The Roots Of Madinah adalah logo yang memiliki manifesto Pentagram. Apakah The Roots Of Madinah adalah band Satanic?

Jawabnya jelas tidak, Makna gambar M dengan kesamaran manifesto Pentagram. Menggambarkan dua sisi hidup yang sedang bertarung. Maksud dari Manifesto Pentagram ini adalah gambaran sebuah dominasi terhadap dunia Madinah( baca : dunia Islam), secara khusus dunia peradaban umat manusia.

Dominasi yang kita tahu eksis melalui Illuminati, Fremasonry hingga yang memasyarakat adalah Zionisme. yang berujung pada agama satanic Qabbalah. Dan pada awalnya itulah yang ingin di jelaskan oleh The Roots Of Madinah tentang alasan hadirnya The Roots Of Madinah itu sendiri.

Logo The Roots Of Madinah Dan Kemaluan Wanita (Vagina)

Ide 'sinting' ini keluar ketika kami dituntut untuk bisa menjelaskan alasan The Roots Of Madinah itu dari semua sudut isi kepala kami. Dan tiba - tiba jika anda perhatikan dengan seksama. Logo ini juga merupakan manifesto dari gambar kemaluan wanita.

Mungkin watak jahiliyah yang sejujur sempat juga mengalami bagaimana senior senior tongkrongan menjejali begitu banyak anak muda dengan pornografi, dan itu sempat dialami oleh beberapa personel The Roots Of Madinah. hingga juga pengalaman setelah menikah para personel The Roots Of Madinah adalah sumber ide 'sinting' ini.

Kenapa? kenapa harus Vagina? apakah The Roots Of Madinah band maniak seks? tukang eksploitasi wanita? Tukang main pelacur dan sebagainya? jawabnya Tentu saja bukan!!!

Pemilihan ide Vagina setelah manifesto Pentagram ini, murni ide filosofis. The Roots Of Madinah melalui logonya coba menggambarkan betapa dunia ini sudah bobrok. Bukan sekedar roda kehidupan yang di dominasi oleh Satanisme dalam beragam bentuk. Tapi juga pola hidup manusia sudah benar benar hilang arah.

Seks adalah simbol yang kami pilih. Karena dalam perilaku Seks seorang manusia dan seekor binatang seharusnya berbeda. Tapi hari ini, seorang manusia dan seekor kambing sudah tidak berbeda. Perilaku seks bebas, kondomisasi, kamuflase isu HIV untuk doktrin seks sebelum nikah telah membuat perilaku manusia tidak beda dengan seekor kambing yang melakukan hubungan seks tanpa perlu wali dan akad nikah yang sah.

Dan itulah bentuk gambaran perlawanan yang ingin dilakukan oleh The Roots Of Madinah dalam eksistensinya. Penggambaran kehinaan manusia manusia tersebut terimplementasi melalui logo kami. Kesakralan keperawanan yang tak ada artinya lagi, sifat malu wanita yang hilang, dan buaya daratnya para lelaki dan sebagainya. Hari ini, semua hal seperti itu tergambarkan dengan jelas di sekitar kita. Tak ada lagi rasa malu, bahkan artis porno luar negeripun dijadikan superstar film film bioskop di negeri Ibu Kartini ini secara khusus. The World is dying...

Makna tekstur retak di logo The Roots Of Madinah


Retak di logo ini menggambarkan kemurnian Iman yang telah cacat. Ada begitu banyak orang terjerumus karena ketidakpahamannya terhadap hakikat Iman yang sebenarnya, ada lusinan orang kehilangan arah hidup, broken home, mencari pelarian ke tempat tempat yang tidak semestinya.

Dan begitupun kami para personel The Roots Of Madinah. Kami juga bukan orang yang perfect dalam masalah keimanan. Kami tidak se sempurna Rasulullah Saw. Eksodus kehidupan yang terus kami lakukan, mencari cari jati diri hingga kami tetap menemukan semua jawaban tidak jauh dari catatan - catatan masa kecil kami. Catatan lama Di balik getaran hati hadirnya Ramadhan dan canda tawa setelah Tarawih ketika kecil dulu, hingga dibalik semua kenakalan kami pernah diajarkan memberi batas pergaulan senilai sholat 5 waktu kami.

Walau sebagian catatan sejarah itu pernah kami langgar, namun dibalik semua ketidakmurnian iman ini, kami coba kembali menemukan trak hidup kami yang telah menjadi fitrah kami yang sebenarnya.

Makna gambar retak di sini, adalah gambaran cacatnya iman di dalam diri kami. Dan dari situlah kami berangkat untuk mengajarkan keoptimisan kepada setiap orang yang mendengarkan musik kami untuk kembali memperbaiki diri ke fitrah hidup yang sebenarnya. Walau sudah dalam kondisi iman yang kusam, hati yang tak putih lagi, hidup berkalang dosa, kami mengajarkan orang tentang optimis akan harapan menujur ridho Alloh..insya Alloh amin, never give up your life just burn your life better!

Tidak ada orang baik tanpa masa lalu, dan tidak ada orang jahat yang tidak berhak untuk memperbaiki diri bagi hari esoknya.

Akar dan Manifesto Huruf M dari kata Madinah


Dan pada akhirnya inilah esensi visi dan misi The Roots Of Madinah. Logo ini memang menggambarkan akar pada akhirnya. Yang dibentuk alurnya seperti huruf M mewakili singkatan kata Madinah.

Akar adalah pondasi kekuatan sebuah pohon. Jika iman itu sebuah pohon, maka kekuatannya ada pada akarnya. Karena kekuatan akar akan menjawab kuat atau tidaknya sebuah pohon melawan sebuah dinamika badai kehidupan yang ada.

Akar adalah dasar, dimana dari akar setiap serat dan bahan untuk foto sintesis diserap. Jika akarnya salah, lemah atau rusak. Maka rusaknya pohonnya.

Akar kami ada pada rahasia kata Madinah. Madinah adalah tempat hijrah Rasulullah Saw. Madinah adalah kota yang menjadi negara pertama didirikannya Kepemimpinan Islam pertama. Madinah adalah kekuatan dimana Islam menunjukkan eksistensinya sebelum dia menaungi dunia selama kurang lebih 13 abad lamanya.

Semua mitos pentagram (satanic), vagina (seks bebas dan pornografi) hingga cacatnya iman kita adalah penyebab utama hancurnya dunia ini, dan secara khusus hancurnya sejarah manis Madinah yang kita kenal sebagai solusi bernama Rahmatan Lil 'Alamin.

Semua jawaban atas permasalahan ini, hanya ada pada filosofi rahasia kebesaran Islam yang di mulai dari Madinah, setelah 13 tahun lamanya Rasulullah Saw membina aqidah para sahabat di Mekkah.

Band ini bukan band dakwah, bukan juga band Islam. karena tanpa atribut band musik, kami memang orang Islam. Jadi sebelum atau sesudah itu seorang muslim adalah seorang dai. Dan karena itulah kami menamakan Band ini The Roots Of Madinah, sekedar mengingatkan orang akan fitrahnya, akan roots-nya, akan dasar dari akar kehidupannya.

Kami memang bukan muslim yang baik, tapi kami juga tidak seburuk yang kalian pikirkan. Selebihnya...ah kami enggan terlalu lama beretorika. Semoga Alloh memudahkan semua urusan kita, untuk membuktikan setiap huruf dari perkataan kita.

Semoga dengan penjelasan sederhana ini, kawan - kawan dapat mengerti apa maksud logo tersebut dengan sinkronisasi nama Band ini. thanks all!

Read more...

Mengenal Ghurabba, Komunitas bagi para penggemar The Roots Of Madinah


Sahabat The Roots Of Madinah, Ghurabba adalah nama yang kami pilih untuk menyebut para fans setia kami. Ghurabba adalah nama yang akhirnya kami finalisasi sebagai nama untuk kawan – kawan yang menyukai musik – musik kami. Ghurabba adalah nama bagi ruangan persaudaraan dari keluarga Besar The Roots Of Madinah.

Ghurabba berasal dari bahasa arab dengan kata dasar Ghorib yang artinya adalah Asing. Secara maknawi kata Ghurabba berarti Diasingkan, Terasing atau punya gaya sendiri dan suka melawan arus. Kata Ghurabba ini kami pilih setelah melihat posisi dari eksistensi The Roots Of Madinah selama ini. Pernah dong, kalian dengar bagaimana band ini dibilang Band Teroris-lah, Band Khawarij-lah, Band Fasis-lah, Band Rasis-lah. Dari situ kami berpikir untuk menikmati fitnah – fitnah itu menjadi potensi untuk memberkati semangat kami dalam berkreatifitas untuk lebih maksimal lagi, karena apapun penilaian orang tentang band ini, kami tetap berjalan sebagai diri kami.

Sahabat Ghurabba…kita semua tahu makna dari keterasingan ini. Kalian akan dapati dimana dalam lingkungan pergaulan kita orang – orang yang menganggap meminum alcohol, menggunakan kondom untuk melakukan seks bebas, menghisap ganja dan hal – hal sejenisnya adalah sebuah gaya hidup yang normal. Bahkan tidak sedikit dari orang – orang tersebut merendahkan orang – orang yang menjauhi hal – hal tersebut diatas.

Ini bukan sekedar sebuah pembahasan yang berdasarkan agama tertentu saja, tapi prinsip hidup positif dan jauh dari hal – hal yang memabukkan dan perzinahan adalah hal yang dianjurkan disemua agama, dan dalam hal ini juga kami tidak mengajarkan kalian untuk merendahkan dan menghina mereka, namun setiap Ghurabba justru harus bisa menunjukkan keteguhan prinsipnya dalam amal amal nyata untuk mewarnai dan memberi inspirasi perubahan tersebut dalam setiap lingkungan yang mereka hadir, apapun warnanya seorang Ghurabba tidak akan mudah terwarnai, namun ia akan tetap teguh dengan warnanya seperti warna orisinil dari esensi Ghurabba itu sendiri yaitu hidup tanpa narkotika, pemabukan dan perzinahan.

Dari sinilah, The Roots Of Madinah berangkat untuk menamakan komunitas para penggemarnya dengan sebutan Ghurabba, karena prinsip The Roots Of Madinah untuk bisa eksis sebagai band rock yang jauh dari Narkotika, Pemabukan dan Perzinahan adalah suatu hal yang tentunya jarang pada ruang dimensi yang kami temui saat ini. Bahkan efek dari prinsip ini bukan hanya keterasingan, tapi juga caci maki dan fitnah sudah lumayan terdengar ke ruangan managemen kami. Namun semua itu tidak akan mengurangi sedikitpun semangat The Roots Of Madinah untuk tetap eksis dalam nilai – nilai awal yang telah menjadi visi dan misi band ini.

ingatlah wahai Ghurabba, seorang Ghurabba bukanlah bunglon yang ketika hinggap di lingkungan merah dia menjadi merah, dilingkungan hijau dia menjadi hijau, dilingkungan kuning dia menjadi kuning dan seterusnya. Seorang Ghurabba akan tetap pada prinsipnya dan tidak berubah - ubah atau bermuka dua sesuai warna lingkungannya. Seorang Ghurabba tidak pernah takut dikucilkan karena idealismenya. Kenyakinan teguh seorang Ghurabba adalah kemenangan hakiki dari keberadaan Ghurabba itu sendiri. Ia tidak mudah terwarnai, justru ia akan terus mewarnai dengan jejak - jejak inspirasi yang mencerahkan.

Band ini bukanlah band dakwah, bukan band syiar untu agama tertentu. Band ini hanyalah band rock, yang setiap fansnya kami menyebutnya Ghurabba. Percayalah dalam keterasingan band ini dilahirkan, dan dalam keterasinganlah band ini dibesarkan, karena itulah dalam keterasinganlah band ini menemukan dimensi inspirasi dan kekuatan kreatifitas dari kejujuran hati nuraninya. Karena itulah kami menamakan fans kami sebagai Ghurabba. Selamat datang dalam pembaptisan dari sebuah reinkarnasi sederhana jiwa resistensi terbaru kami.

WE ROCK YOUR LIFE WITHOUT DRUGS, DRUNK AND ZINA!




Read more...

Sejarah The Roots Of Madinah



The Roots Of Madinah berawal dari ide 3 orang teman lama yang bersatu kembali setelah sekian tahun berpisah ditelan kesibukan masing masing. Mereka itu adalah Thufail Al Ghifari, Udenkox Hermawan dan Arif Attack. Sejak berdiri pada tanggal 24 Mei 2008, The Roots Of Madinah telah mengalami beberapa pergantian personel. Dan saat ini Line Up The Roots Of Madinah adalah Thufail Al Ghifari - Lead Vokal, UdenkOx Hermawan - Guitar, Arif Attack Guitar, Bobby - Bass dan Ivan Noval Husni di Drum. Banyak cerita menghiasi latar belakang para personel The Roots Of Madinah.

Dimulai dari orang yang pertama adalah Muhammad Thufail Al Ghifari. ia adalah salah satu rapper yang cukup dikenal di komunitas hiphop local dan nasyid indonesia. Kedua albumnya sudah memberi warna tersendiri dalam perjalanan eksistensinya.Walau aransemen music di album Syair Perang Panjang sempat mendapat banyak cercaan dari komunitas hiphopindo, ditambah syair – syair islam yang tajam, tegas dan sangat agresif membuat Thufail sering dicap rapper islam garis keras bahkan hingga saat ini masih banyak yang memberikan penilaian tersebut.

Namun dibalik semua pro kontra itu, Thufail Al Ghifari ternyata mampu membuktikan ketangguhan prinsip dan idealisnya. Tidak sedikit orang – orang yang terinspirasi dengan lagu – lagunya, bahkan memilih hijrah membela islam karena terinspirasi oleh lagu – lagu Thufail Al Ghifari.

Thufail Al Ghifari terlahir dari pasangan Pendeta, masuk islam tahun 2002 setelah melewati proses pemikiran dan pencarian jati diri yang panjang. Jiwa musiknya merupakan warisan dari sang ayah yang juga mampu memainkan semua jenis alat music dari gitar, bas, piano, keyboard hingga drum. Thufail pertama kali membuat band dengan nama Rafflesia di kelas 2 SMP. Rafflesia memainkan lagu – lagu dari Godbless, Kantata Takwa, Slank, Boomerang, Jamrud hingga Iwan Fals. Setelah lulus dari SMP Negeri 3 Bekasi, Rafflesia bubar.

Setelah masuk SMA Negeri 3 Bekasi, Thufail Al Ghifari melakukan Jam Sesion dengan beberapa teman sekolah dan mulai memainkan lagu – lagu dari Metallica, Rage Againts The Machine, Sepultura, Soulfly, Korn, Limp Bizkit hingga Marilyn Manson.

Kelas 1 SMA Thufail bergabung dengan Berawan Band sebagai basis dan memainkan lagu – lagu dari Metallica. Berawan Band hanya berjalan 6 bulan lalu bubar. Karena Sigit sang Vokalis band mendirikan band Rattamahatta. Thufail sempat bergabung dengan Rattamahatta sebagai penabuh perkusi dan memainkan lagu – lagu dari Sepultura dan Soulfly.

Kevakuman Rattamahatta, membuat Thufail mendirikan Stompkin di akhir kelas 2 SMA. Stompkin cukup bertahan lama dan sudah memiliki jam terbang di luar kegiatan ekstra kulikuler SMA. Stompkin sering memainkan lagu dari Rage Againts The Machine, Limp Bizkit, Korn bahkan Stompkin juga terinfluense oleh Marilyn Manson, Hed Pe, Red Hot Chili Peppers hingga Soulfly.

Setelah Stompkin bubar, Thufail serius dengan mempersiapkan solo albumnya yang bernuansa rap. Namun dalam prosesnya album solo Thufail sempat tertunda 2 tahunan karena berbenturan dengan proses Thufail memperdalam keislamannya pasca masuknya beliau ke islam setelah 20 tahun lahir dalam pembinaan keluarga Kristen.

Album syair perang panjang merupakan debut Thufail Al Ghifari sebagai rapper. Album indie label ini mendapat banyak sanjungan dan kritik dari komunitas hiphop terutama dalam masalah aransemen musik. Namun Thufail tetap maju dan tidak perduli. Musik di album Syair Perang Panjang memang diakui Thufail sangat apa adanya, karena keterbatasan prasarana dalam penggarapannya.

Untuk mengaransemen music saja, Thufail Cuma modal numpang di computer teman dan hanya menggunakan software Fruityloop 2. Namun satu tahun kemudian Album kedua thufail yang berjudul Dari Atas Satu Tanah Tempat Kita Berpijak akhirnya dirilis. Di Album kedua nuansa musik semakin meluas. Suasana etnik, blues dan industrial mulai terasa di beberapa lagu.

Kebanyakan para penyuka lagu – lagu Thufail lebih terpesona oleh syair dan pemikiran Thufail tentang islam daripada musiknya. Banyak dari penyuka Thufail Al Ghifari justru tidak terlalu perduli dengan ukuran kualitas music Thufail, mereka lebih salut dan terinspirasi oleh syair – syair Thufail Al Ghifari.

“kesuksesan saya tidak terletak pada music dan berapa banyak fans saya, saya tidak butuh fans..saya hanya ingin menyampaikan isi hati saya, rasa syukur saya akan kedahsyatan Islam dalam menemani pencarian jati diri saya, dan saya menemukan jawaban dari semua pertanyaan hidup saya hanya di dalam Islam…dan saya menuangkan semua di dalam lagu – lagu saya”

itulah pendapat Thufail mengenai pro kontra tentang kehadiran dia sebagai rapper yang banyak menyuarakan Islam dan membongkar kebusukan zionis internasional melalui lagu – lagunya. Kini setelah perjalanan kedua Album solonya, Thufail kembali melakukan reuni dengan beberapa teman – teman lamanya di Stompkin yaitu Udenk dan Arif untuk mendirikan The Roots Of Madinah.

Posisi vokalis merupakan tugas baru di band beraliran rock ini. Pengagum Iwan Fals, Eddie Vedder dari Pearl Jam dan Jonathan Davis dari Korn ini siap dengan semua resiko baru yang ia dapat dari proyek barunya bersama The Roots Of Madinah. Banyak para penyuka Thufail sebagai rapper yang kecewa dengan keputusan Thufail untuk vakum sebagai rapper, namun disisi lain Thufail Al Ghifari memang punya alasan sendiri kenapa ia mendirikan The Roots Of Madinah.

“saya ingin mulai sesuatu dari nol lagi, saya ingin merasakan tantangan baru..setuju atau tidak setuju inilah saya! Dan seperti yang sering saya katakan, saya tidak butuh fans, popularitas atau eksistensi. Solo karir saya atau bersama The Roots Of Madinah semuanya hanyalah sebuah proyek eksperimen seni dan resistensi, kreatifitas musik kami hanyalah sarana untuk membagi perasaan kami, membagi isi hati kami tentang busuknya dunia atau jenuhnya kehidupan hingga rasa syukur ketika kami menemukan banyak harapan dengan keyakinan kami terhadap Pencipta kami. Lagi pula The Roots Of Madinah bukan band dakwah atau band islam apalagi band underground atau apalah..kami cuma band rock ala kadarnya tapi dikelola dengan semangat yang tidak sekedarnya..terserah orang mau nilai apa, kami hanya ingin berkarya dan memberi kepuasan pada batin kami”

Sekarang Thufail Al Ghifari sudah tidak perduli dengan perjalanan dia sebagai solo rapper dan pro kontra eksperimen dia dengan The Roots Of Madinah. Ada distorsi baru yang siap menghentak, dan teriakan lantang akan kejujuran hati, ada semangat yang akan melompati semua stagnasi, ada ide baru yang akan mendobrak semua batas yang mengkotak – kotakkan kejujuran kreatifitas dan suara hati, ada sebuah ketulusan yang akan memberi warna baru pada setiap ruang kreatifitas yang tidak terbatas dan tidak pernah menyerah pada semua keterbatasan...mungkin inilah kelahiran baru seorang Thufail Al Ghifari yang ingin memulai semuanya dari nol kembali, bahkan nol besar mungkin…semoga selalu kompak dan istiqomah!

Udenk Hermawan Dari Ujung Berung Ke Bekasi


Udenk begitu kami biasa memanggil beliau. Laki – laki yang terkesan pendiam dan ekslusif jika baru mengenal beliau. Beliau memang bukan tipe orang suka basa – basi, namun kalau kita sudah kenal dekat..orang ini ngak kalah seru dan asyik dalam bergaul. Sangat friendly dan terbuka.

Udenk tumbuh sebagai musisi berawal dari eksistensi dia di scene underground kota Bandung. Pertama kali bermain musik udenk membentuk group MEGATRASH di Bandung tahun 1991. Beberapa tahun kemudian di tahun 1993 Udenk bergabung dengan band The Obnoxious dengan tampilan musik yang lebih Emosional nd Drunkers. The Obnoxious sempat menggarap dua album indie label dan berhasil menggebrak Bandung ketika beberapa track lagunya cukup di minati pendengar Radio Ardan Fm Bandung dan radio GMR Rock Station Bandung.

Setelah the Obnoxius bubar di tahun 1995 Udenk kembali ke Bekasi dan membentuk band The Nook. The Nook sempat merilis satu album dan bergabung dengan Indonesia Rocker Club (IRC). Namun umur The Nook juga tidak bertahan lama setelah mereka membubarkan diri 1997. Di tahun yang sama Udenk langsung membentuk band bernama CIA dan sempat merilis album dan manggung bareng /RIF di beberapa kampus, sayang di tahun yang sama masalah internal membuat CIA bubar.

Setelah itu Udenk bergabung dengan grup The Cruel salah satu band crusty core legendaris bandung. Bersama The Cruel, Udenk merilis satu album dan ikut terlibat dalam kompilasi underground legendaris INDEPENDEN REBEL bersama Burgerkill, Puppen, Jeruji, Homicide, Blind To See dan band band Bandung senior lainnya, juga melakukan tur album 13 kota bersama Aquarius Musikindo.

Tahun 2000 Udenk meninggalkan The Cruel dan kembali ke Bekasi membentuk band Bumbklaat. Pertama kali kenalan dengan Thufail Al Ghifari ketika Udenk meminta Thufail yang ketika itu vokalis dari Stompkin mengisi vocal rap di salah lagu dari grupnya Udenk bernama Bumbklaat. Sejak jam session dan kolaborasi itu persahabatan antara Thufail dan Udenk semakin rekat.

Bumbklaat memainkan music metal etnik dan banyak terinspirasi oleh Soulfly dan Sepultura. Setelah Bumbklaat vakum, Udenk membentuk Sugar Coma sebuah band bernafaskan seatlle sound atau biasa dikenal dengan musik grunge. Setelah itu di tahun 2002 Udenk hijrah ke negeri Papua karena kontrak untuk membentuk band top 40 dan main di sebuah Inter City Hotel di Papua selama satu tahun.

Setelah balik dari Papua di akhir tahun 2002, Thufail mengajak Udenk untuk mengisi kekosongan gitaris di Stompkin. Setelah Stompkin bubar Udenk bergabung dengan Psycoholic. Hingga akhirnya Udenk sempat vakum dari dunia music Indie karena kesibukan menikah dan pekerjaan hingga ia kembali membentuk The Roots Of Madinah bersama sebagian kawan lama di Stompkin.

Kehadiran Udenk di The Roots Of Madinah seperti pertemuan sudut plus dan minus dengan Thufail Al Ghifari. Karakter ‘be your self’ Udenk memang sangat cocok dengan jati diri keras kepala Thufail Al Ghifari.Karena sejatinya Udenk dan Thufail tidak mau The Roots Of Madinah identik dengan band tertentu, Udenk ingin The Roots Of Madinah menjadi diri sendiri dan menciptakan musik gayanya sendiri.

Karakter sound gitar berat, tebal dengan senar 6 gitar di drop ke nada D menjadi cirri khas beliau. Beliau adalah otak utama dalam pembentukan karakter music The Roots Of Madinah di album pertama yang sedang di garap saat ini.

Dalam perjalanannya Udenk sangat memahami berbagai macam musik dengan karakter sound masing - masing. Karena itulah di The Roots Of Madinah orang ini yang paling pusing memikirkan bagaimana bisa menemukan karakter sound The Roots Of Madinah yang berciri khas tersendiri.

Musik dari berbagai jenis Metal, Pop, RnB, Reggae, Punk, Skin Head, Jazz, Blues, Country, Etnik dan sebagainya sudah sangat di pahaminya. Alhamdulillah…ketika mendengar ajakan Thufail Al Ghifari untuk berdakwah lewat musik beliau langsung menanggapi dengan antusias. Dan akhirnya dengan izin Allah Thufail dan Udenk kembali bersatu dalam semangat baru sebuah perlawanan terhadap budaya Zion..and this is our Counter Culture!

Arif Saifullah - Si Pendiam yang paham distorsi

Dulu ketika ia mulai mengenal music sejak SMP, lagu – lagu yang biasa dibawahkannya beragam aliran dari eksperimental pop seperti Bjork, simple Jazznya Norah Jones, Rock N Rollnya Rolling Stone, pop rocknya Blur dan Cold Play, rap rocknya Rage Againts The Machine, Industrial Rocknya Nine Inch Nail dan Marilyn Manson, Hingga Modern eksperimental metalnya Soulfly hingga slipknot adalah musik – musik yang sudah terbiasa d telinga lelaki yang satu ini. Dan gara – gara ngeband Arif pernah merasakan bagaimana gitar satu – satunya di banting sang Ayah. “Bokap gue anti banget sama music” begitu katanya.

Memang sudut pandang tentang music antara Arif dan sang Ayah memang sangat bertolak belakang. Namun sebenarnya konfrontasi itu dulu terjadi karena Arif memang sering lalai dalam sholat gara – gara music, terutama sholat subuh.

Namun seiring waktu kenangan Arif terhadap pesan sang Ayah adalah suatu ketika sikap ‘keras’ sang Ayah dalam mengingatkan tentang pentingnya sholat telah berubah. Yang biasa dengan nada – nada keras, berubah menjadi ajakan sederhana. Disetiap subuh ayahnya selalu membangunkan Arif dengan cara tenang untuk mengingatkannya melakukan sholat, jika setelah beberapa kali Arif belum bangun juga, maka sang ayah langsung meninggalkannya menuju masjid. Sejak saat itu nasehat ayahnya tentang sholat melewati fase teori, tapi lebih banyak memberikan keteladanan dengan bahasa tubuh.

Hingga di mana Arif tersentuh sendiri hatinya, sejak saat itulah ia mulai menjaga sholat lima waktunya. Kesabaran sang Ayah telah membentuk dirinya untuk memahami sholat bukan hanya sebuah kewajiban seorang muslim, tapi juga sebuah kebutuhan setiap muslim kepada Allah Swt.

Itulah salah satu cerita tentang proses perubahan di dalam hidupnya. Walau salah satu hobinya adalah ngeband, namun Arif selalu mengerti hal – hal prinsip dalam kenyakinannya sebagai seorang muslim yang tidak boleh di langgar. Ariflah salah satu otak berdirinya The Roots Of Madinah.

Di awal terbentuk The Roots Of Madinah, Arif mendapatkan tanggung jawab sebagai pemain Bas. Sedangkan posisi gitar di isi oleh Otoy. Namun karena sebuah kecelakaan karena adik beliau menabrak seorang ibu hingga menyebabkan ibu tersebut meninggal dunia dalam kecelakaan. Akibat dari kecelakaan itu, keluarga Otoy harus menafkahi bayi yang di tinggal oleh ibu tersebut. Kondisi ini membuat Otoy harus mengembangkan kreatifitas lebih keras sebagai ujung tombak utama dalam keluarga untuk mencari tambahan pemasukan, karena sang adik memang belum bekerja dan masih sekolah. Karena kesibukan dan tanggung jawab tersebut The Roots Of Madinah memisahkan diri dengan Otoy dan tetap berjalan sebagai sahabat.

Namun Setelah Otoy mengundurkan diri dari Band Arif diberikan tanggung Jawab sebagai Gitaris menemani Udenk. Memang jiwa Arif lebih banyak cocok sebagai Pemain Gitar. Sejak awal ia ngeband pada masa – masa SMP di Bani Saleh Bekasi, beliau selalu memegang posisi gitaris. Hanya di Stompkin dan di The Roots Of Madinah ia bersedia menjadi pemain Bas. Walau memang kemampuan dia main bas juga tidak bisa di pandang sebelah mata.

Laki – laki yang juga menjadi penanggung jawab mercandhise The Roots Of Madinah ini sangat suka bereksperimen dengan sound gitarnya dan bisa menemukan suara suara baru dalam karakter gitarnya. Ia sendiri tidak berharap banyak dari The Roots Of Madinah “Gue Cuma pengen pesan – pesan The Roots Of Madinah bisa sampai ke banyak orang” begitu pernyataan sederhana beliau ketika di wawancara di sebuah warung kopi.

Soal Thufail dan Udenk, memang sudah tidak asing bagi laki – laki yang nafkah hidupnya bekerja sebagai desainer grafis ini. Ia sangat memahami karakter Thufail dan Udenk dalam berkolaborasi untuk menghasilkan lagu – lagu yang memiliki jati diri. “Awalnya memang gue tertarik sama Udenk dan juga ajakan Thufail untuk bikin band ini”. Jawabnya sederhana.

Kini Arif menjadi salah satu Icon penting setelah Thufail dan Udenk. Arif adalah salah satu nyawa penyeimbang antara tajamnya pena dari syair syair thufail yang di balut dari nuansa anger dari distrorsi Udenk, maka Arif adalah pemanis warna orisinil kombinasi para personel The Roots Of Madinah.

Arif punya suara yang biasa saja untuk membackingini scream udenk dan nada propaganda Thufail Al Ghifari, dan itu membuat warna music The Roots Of Madinah justru menjadi berbeda dari band Rock kebanyakan.

“Ia bukan sekedar seorang sahabat dan gitaris, namun ia juga mampu memberi spirit tersendiri bagi managemen band ini, ia partner yang sangat mengagumkan” begitu pujian Thufail Al Ghifari kepadanya.

"Dia orang yang mau dan cepat belajar tentang bermacam karakter sound dan musik" Begitu kalau pendapat Udenk.

Bobby - kesunyian seorang pembetot bas

Setelah Arif Saefulloh fokus menjadi gitaris di band ini, The Roots Of Madinah sempat kelimpungan mencari pengganti Arif di posisi bas. kami sempat goyang cukup lama dan kebingungan mencari pengganti Arif. Sempat juga kami dibantu oleh Fuad Al Farouq dari GunXrose, dan sekarang Fuad cukup sibuk dengan proyek band barunya bersama kawan – kawan ketapel art.

Selang beberapa waktu, Udenk memperkenalkan seorang anak muda yang memiliki umur paling muda diantara kami. Lelaki kurus semampai dengan langkah ringan masuk ke ruangan tamu Udenk tempat kami biasa berkumpul melakukan rapat, latihan akustik dan silahturahim.

Bobby begitu biasa kami memanggil anak muda bernama lengkap Bobby Guritno, anak tunggal kelahiran 22 Juli 1986 ini, sehari – hari membuka kursus bermain bas di rumahnya. Sebelumnya dia adalah pemain bas professional dan sudah sering mengawal band – band yang di gawanginya menjadi pemenang festival. Hal paling berkesan dalam hidupnya adalah ketika memulai karier sebagai disebuah band rock progresif sejak 2004 – 2008 dan berguru pada salah satu dosen IMI (Insitus Musik Indonesia) yaitu Franky Sadikin.

Pengagum Dream Theater, Avenger Sevenfold hingga GiGi ini tidak akan pernah melupakan salah satu kenangan terbaiknya ketika memenangkan juara 1 festival Menpora dan mendapat bonus sebagai The Best Bas Player dalam Festival satu setengah tahun yang lalu itu.

Namun dibalik semua balutan prestasi dan potensi itu, Bobby sempat tenggelam dalam dunia yang kelam. Marijuana, bir, vodka dan wanita juga merupakan masalalu yang hingga hari ini mengiang – ngiang dalam rasa bersalah dirinya. Sejak ayahnya meninggal Bobby memang sempat kehilangan semangat dan arah hidup. Bahkan secara ekstrem bisa dikatakan ia telah menjauh dari apa yang sering kita sebut agama (islam).

“Gue kehilangan arah waktu bokap gue meninggal, gue terjebak dalam hidup yang hancur. Mulai dari ganja dan sebagainya udah gue cobain, dan ternyata semua itu ngak ada artinya buat (memperbaiki) hidup gue” itu jawaban sederhana dia ketika di wawancara di sebuah Radio Komersil Kota Bogor.

Ketika bergabung dengan The Roots Of Madinah , memang awalnya agak asing baik dengan musik maupun gaya hidup para personelnya. Karena salah satu cirri personel The Roots Madinah adalah, walaupun dalam waktu sesempit dan sesibuk apapun Thufail, Udenk & Surif sangat mengutamakan arti dari menegakkan sholat.

Sedangkan Bobby sendiri termasuk orang yang telah lama meninggalkan sholat. Bobby seperti kehilangan ‘sesuatu’ dalam dirinya sejak ayahnya meninggal. Rasa kehilangan sang ayah telah membuatnya patah arang, baik terhadap potensi karirnya juga kepada Allah. Ia bahkan termasuk yang tidak bisa terima dengan kepergian sang ayah beberapa tahun lalu itu.

Uniknya tidak ada satupun personel The Roots Of Madinah yang memarahi dirinya ketika dia tidak melakukan sholat. Para personel The Roots Of Madinah hanya terus mengajak dan mengajak, kalaupun Bobby tidak mau biasanya personel lain hanya memberikan contoh dari bahasa tubuh saja.

“saya bukan tukang menghakimi orang, bobby adalah adik saya..dan saya tidak mau dia menjalankan sholat karena keterpaksaan buta dan membuat dia tidak nikmat melaksanakannya. Saya ingin dia juga merasakan nikmat yang saya rasakan, saya ingin dia juga menjalankan keislaman ini karena keikhlasan dan juga pemahaman ilmu..karena itu saya lebih suka belajar memberi keteladanan dan pemahaman bukan semata mata menghakimi secara tendensius..biarkan ia belajar melihat dengan mata hati dia..hanya Allah-lah yang berhak atas hidayah, kami kakak – kakaknya hanya mengayomi dia dengan keteladan dan kasih sayang karena Allah” begitu pembelaan sederhana Thufail tentang proses yang terjadi dalam diri Bobby.

Belum selesai rasa kehilangan Bobby terhadap sang ayah, di bulan ramadhan (2009) ini ia mendapatkan cobaan baru. Yaitu perpisahan dengan belahan jiwanya yang memilukan. Karena belahan jiwa itu justru mengkhianatinya dan tidak pernah kembali.

Begitu banyak cerita tentang laki – laki ini yang tidak bisa diceritakan. Satu hal yang pasti, dalam kondisi semuda ini dengan cobaan bertubi – tubi yang dihadapi dirinya. Satu hal telah menyentuh dirinya ketika dia terpanggil untuk berwudhu dan melakukan sholat tahajud. Setelah sekian lama ia meninggalkan sholat. Malam itu dia menangis..ya hanya dia dan Allah saja.

Seorang ayah bisa pergi, seorang kisah cintapun bisa mengkhianati. Tapi ada satu yang setia jika kita memang mau mengerti yaitu Allah. Dan sejak saat itu ia benar benar berubah, ia mulai fokus untuk memperbaiki diri. Menjaga sholat, berpuasa ramadhan dan memahami arti dari Islam dan juga ibunya yang setia menemani dan memahaminya.

Bobby telah kembali setelah sekian lama seperti tenggelam dalam pusaran kegalauan. Kini ia telah menjadi salah satu bagian penting dari semua personel yang ada di The Roots Of Madinah.
“Gue pengen The Roots Of Madinah eksis di dunia musik Indonesia dan The Roots Of Madinah itu seperti keluarga sendiri buat gue” jawabnya lantang ketika ditanya kenapa dia mau bergabung dengan The Roots Of Madinah.

Seperti Bobby yang telah membawa warna baru dalam karakter The Roots Of Madinah. Begitupun ia telah mendapatkan banyak inspirasi bertemu dengan Thufail, Udenk. Dan Arif. Baik inspirasi kemandirian, ketegaran, kesabaran dan semangat untuk terus mendobrak keterbatasan.

“Permainan bas Bobby memang sudah memiliki karakter, dan dia memang salah satu yang gue cari” begitu kalau tanggapan udenk tentang gaya permainan Bobby.

“Alhamdulillah..The Roots udah dapat pemain bas yang lebih baik dari gue, sekarang gue bisa fokus mengembangkan permainan gitar gue” tambah Arif Saefulloh yang sangat mendukung kehadiran Bobby di band ini.

Ivan Noval Husni

Ivan Noval Husni baru bergabung dibulan desember 2010. Berawal dari eksitensi band festival seperti Theater hingga band band Cafe, Ivan mengembangkan permainannya berawal dari kesukaan dia terhadap Dream Theater.

Saat ini, Permainan drume Ivan akan menjadi pengawal utama untuk memperkuat beat The Roots Of Madinah, setelah sejak berdirinya band ini, begitu sulit untuk menemukan personel tetap bagi band ini.

Sahabat lama Bobby ini, bergabung setelah mendapat referensi langsung dari Bobby, melihat ketidakpuasan band ini terhadap maksimalitas drumer drumer yang pernah bergabung di band ini.

Dan Saat ini, Ivan telah mencuri hati Udenk Hermawan, Arif Attack dan Thufail Al Ghifari, setelah beberapa kali sharing session, Juga setelah hampir satu tahun lebih kami memperhatikan drumer ini disetiap panggung demi panggung yang dilewatinya bersama band band yang menjadikan dia auditional player. Ditambah pertimbangan kedekatan dia dengan Bobby sebagai pemain bas The Roots Of Madinah.

Setelah merapatkan bersama, akhirnya The Roots Of Madinah memutuskan menerima Ivan sebagai drumer yang insya Allah akan diprospek menjadi drumer tetap di The Roots Of madinah.

Karakter music The Roots Of Madinah

Karakter musik The Roots Of Madinah tidak bisa di kotakan menjadi metal, hiphop, jazz, blues atau apalah. konsep musik kami secara universal kami menyebutnya rock. Namun dalam pengembangannya kami harapkan orang - orang bisa melihat The Roots Of Madinah sebagai The Roots Of Madinah. karena ketika sudah terjadi perbandingan dengan band - band lain..tentu kami sadar betul bahwa kami tidak tertarik menjadi orang lain atau seperti band lain.

Komposisi musik kami sudah jelas, secara ideologis kami menyebutnya Rock N Roll. namun Rock N Roll disini tidak lantas membuat kami terjebak dengan bayangan bahwa rock n rol itu adalah Rolling Stones, Ramones hingga The Chancuters.

Kami ingin menyuguhkan musik dengan gaya kami. karena itu komposisi musik kami memang tidak mewajibkan harus ada suara scream seperti CALIBAN, double pedal drum secara menyeluruh seperti SUFFOCATION, Growl seperti NAPALM DEATH atau SEPULTURA, hingga rap vokal seperti RAGE AGAINTS THE MACHINE..

sampai saat ini kami selalu coba membangung karakter kami sendiri. jika anda adalah seorang pengamat musik. coba anda dengarkan lagu - lagu seperti Bjork, Joe Stone, Norah Jones, Guns N Roses, Aerosmith, Korn, Deftones, Hed Pe, System Of A Down, Blur, Radiohead, Soulfly, Slipknot, Nirvana, Linkin Park hingga gaya rapnya Eminem.

satu garis merah yang membuat sebagian contoh musisi di atas istimewa adalah mereka semua memiliki karakter. karakter vokal, karakter musik hingga karakter pemikiran. hal inilah yang sebenarnya sedang di gali oleh The Roots Of Madinah.

kami tidak ingin menjadi Bjork, Joe Stone, Norah Jones, Guns N Roses, Aerosmith, Korn, Deftones, Hed Pe, System Of A Down, Blur, Radiohead, Soulfly, Slipknot, Nirvana, Linkin Park, Sepultura, Caliban, Suffocation, Sting, KISS, atau band band lain. Kami tidak ingin ikut tradisi orang. kami ingin menjadi diri kami sendiri.

karena itu ketika kalian mendengarkan musik kami, lihatlah itu sebagai diri kami sendiri. Dan memang kami sadari karakter vokal thufail memang tidak sekasar Udenk, namun disitulah letak karakter yang ingin kami bangun. Dengan menyatu dua karakter vokalis ke dalam satu band. Thufail dan Udenk sudah menjadi kekuatan dan warna sendiri dalam mewarnai ciri khas warna vokal The Roots Of Madinah. Karena itulah kami bangga ketika karakter Thufail yang clean bisa bersinergi dengan karakter Udenk yang kasar dan akhirnya melahirkan ciri khas tersendiri.

Thufail Al Ghifari sudah memiliki karakter vokal. setiap orang sudah bisa menciri kekhasan vokal beliau di dua album solo rap beliau. Kami tidak ingin menghilangkan ciri khas itu dari beliau. karena itu kami tidak pernah menuntut Thufail untuk berteriak sream seperti band metal kebanyakan. kami ingin Thufail menjadi dirinya sendiri dan menghayati peranya sebagai vokalis, begitu juga dengan Udenk dan personel lainnya. dan kami tidak ingin dilihat sebagai orang lain, kami adalah The Roots Of Madinah, suka atau tidak inilah musik kami!!!

kami belajar menjadi diri kami sendiri, dan biarkan setiap jati diri itu melebur menjadi satu antara thufail, Udenk, arif, Bobby dan Reno.

Kebebasan musik kami terlalu luas untuk di kotak - kotakan menjadi metal atau rock atau apalah..kami adalah The Roots Of Madinah..musik kami adalah aturan main kami...jika anda tidak suka...hanya dua kata kami sisakan..MASA BODOH!

Ini kami The Roots Of Madinah terserah kalian mau suka atau tidak! Yeah!

Managemen Contact :
Arif Attack - 021 930 72 693.

Read more...

Ingin Mengundang The Roots Of Madinah ke acara musik anda? caranya mudah segera hubungi manager The Roots Of Madinah di nomor 021 930 72 693 atau di nomor 0813 822 48 38.

Kamu punya Facebook? jangan lupa invite facebook the roots of madinah dengan nama Komunitas Trom atau gabung di group facebook kami, silahkan searching di facebook menggunakan nama
The Roots Of Madinah.